Assalamu'alaykum,
Entah kenapa setelah menonton Crash Landing on You, keinginan untuk menulis life lesson drama ini begitu menggebu. Dramanya bagus banget jalan ceritanya, ada part scene yang mendebarkan, tidak cuma menonjolkan kisah cintanya aja. Kadang nonton drakor yang hanya romansa aja membuatku bosan dan tidak kuselesaikan sampai habis. Pemainnya juga sangat memanjakan mata. Duh, nonton Hyun Bin aja deg-deg an, ceritanya belum move on hahaha
Aku ga akan membahas kisah cinta antara Kapten Ri Jeong Hyeok dan Yoon Se-Ri. Kisahnya melegakan cuma ya gitu deh ala drakor, yang begitu manis. Yang aku suka di drakor ini justru kisah mereka dengan tokoh-tokoh lain, apalagi part yang di Korea Utara. Tempat yang tidak dimanjakan dengan fasilitas, yang akan membuat frustasi bagi yang terjebak tinggal di sana. Tetapi disaat itulah Yoon Se-Ri menemukan value hidup yang lain, selain cinta tentunya. Jujur drakor ini mengingatkan tentang cerita hidup di Sintang. Memang tidak sedrama itu cuma it can related lah. Makanya timbul keinginan untuk membuat rangkuman life lesson sekaligus curhat, karena sekarang kehidupan itu sudah menjadi masa lalu yang indah. I think I'm totally okay to share the story, haha.
Life Lesson
1. Kamu harus bisa beradaptasi di tempat yang baru, meskipun kadang semuanya terasa sangat berbeda.
Di desa tempat Kapten Ri Jeong Hyeok bertugas, ada geng ibu-ibu di sana yang sering berkumpul sambil bergosip sekalian mencuci baju atau membuat kimchi. Awal nonton, agak mengesalkan ya lihat ibu-ibu yang suka mencampuri urusan orang lain.
Tetapi ternyata Yoon Se-Ri justru berusaha untuk mengakrabkan diri dengan mereka dengan mendatangi undangan mereka walaupun awalnya dinyinyirin. Kisah Yoon Se-Ri dan geng ibu-ibu ini manis banget akhirnya mereka berteman. Bahkan saat mereka tahu bahwa ada wanita lain Ri Jeong Hyeok mereka membela Se-Ri habis-habisan.
Itu mengingatkan aku ketika awal datang ke Sintang dan aku tidak mengenal siapapun kecuali temen kerja dan hubungan kami kala itu juga belum begitu dekat. Semua itu membuatku frustasi, meskipun kala itu aku cukup individualis. Being individualist itu bisa kamu lakukan di Kota Besar tapi tidak jika tinggal di tempat yang buat seseorang merasa powerless. Singkat cerita, kuputuskan to be more open or being friendly, awalnya aku mampir ke warung untuk membeli sesuatu dan kusempatkan untuk mengobrol. Yang tadinya aku jalan ga nengok kanan kiri, akhirnya aku sapa ibu yang sedang menyapu ataupun bermain bersama anaknya. Suatu saat aku pernah menawarkan makanan ke ibu penjaga warung. Ini bukan nyogok, I was just being nice.
Sampai tanpa aku sadari, para tetangga itu menjadi lebih perhatian dan ramah. Yang pada akhirnya mereka sungguh baik dan membuat hati hangat kalau mengingatnya. Padahal pada awalnya aku judge mereka "orang sini ga ada yang ramah ya"
Salah satu kejadian yang sangat membekas
Suatu ketika aku akan pergi ke luar kota dan memang sering terjadi yaitu mati lampu. Kejadian itu bukan pertama kalinya, aku lupa penyebabnya tetapi saat itu aku harus naik bus dari pangkalan yang lumayan jauh di mana biasanya aku menunggu di dekat jalan besar.
Aku meruntuk dalam hati dan ga bisa kubayangkan bagaimana aku bisa sampai kesana gelap gulita. Seperti biasa aku membawa tas ransel gendut, melewati warung si ibu, beliau berteriak
"Kak, mau kemana?"
dan akhirnya ibu itu meminta tolong anak di situ untuk mengantarkan ke pangkalan bus. Setelah kejadian itu, setiap melihat aku waktu magrib dan membawa tas ransel gendut ibu itu selalu berteriak kata-kata yang sama. Tentu saja, kejadian diantar karena mati lampu hanya sekali, tetapi teriakan ibu itu selalu berulang dan cukup melegakan.
Sejauh yang kuingat, banyak perhatian, perlindungan dan kejadian manis lainnya, yang membuat hati hangat yang dilakukan ibu-ibu tetangga.
Intinya, berada di tempat/lingkungan yang baru meskipun awalnya merasa, kok orang-orangnya gini ya, kok kebiasaannya gitu sih, tetapi cobalah untuk beradaptasi jangan menunggu orang lain untuk mengerti kondisi kita tetapi cobalah untuk menyesuaikan diri. You do the first move!Beradaptasilah.
2. If you have the privilege you can do a lot of things, but when you feel so powerless di saat itulah kamu akan menemukan orang-orang yang tulus kepadamu.
Diceritakan Yoo Se-Ri adalah CEO sekaligus anak konglomerat yang bisa mendapatkan apapun yang dia inginkan tetapi selalu merasa kesepian. Bahkan sampai kakaknya pun membencinya, biasalah karena berebut jabatan. Ketika mengalami kecelakaan pendaratan paralayang, saat itulah justru menemukan orang-orang yang tulus terhadapnya. Salah satu bagian favorit dari drama itu adalah pertemanan Yoon Se-Ri dengan anak buah Kapten Ri Jeong Hyeok, ada 4 tentara laki-laki. Mereka makan bersama, bertengkar bahkan waktu perpisahaan mereka sampai camping bersama di pinggir sungai. Di Korea Utara tentu saja Yoon Se Ri tidak mempunyai apapun, bahkan tidak ada satupun yang percaya kalau dia kaya raya. Yoon-Se-Ri juga hidup dengan kondisi jauh dari ideal dibanding kehidupan di Korea Selatan. Terbukti bahwa pertemanan mereka tulus, waktu mereka menyusul Ri Jeong Hyeok ke Korea Selatan pun,Yoon Se-Ri menghabiskan waktu bersama mereka dengan bahagia. Yoon Se-Ri menawarkan kartu kredit nya untuk dipakai tetapi mereka tidak ada yang memanfaatkannya, mereka hanya membeli barang-barang murah. Padahal di Korea Selatan berapa banyak orang mengincar harta dan perusahaan Yoon Se-Ri. Tipe pertemanan yang bertengkar tapi sayang gitu deh. Bahkan sebelum Yoon Se Ri mendarat di Korea Utara, dia jarang menghabiskan makanan lebih dari 3 suap. Tetapi sejak saat itu Yoon Se-Ri makan dengan rakus hahaha. Kadang yang membuat spesial itu bukan makanannya tetapi suasana dan dengan siapa nya.
Sebenarnya part yang membuat related sama Sintang adalah part munculnya babi, hahaha. Aku benci binatang babi sejak tinggal di Sintang, wkwkwk. Kalau ada tatapan yang aku benci itu tatapan innocent babi, hahaha. Aku bukan orang yang punya privilege seperti Yoon Se-Ri, tetapi dari kecil aku tinggal di tempat yang cukup nyaman, fasilitas hidup yang nyaman dan apa yang aku usahakan Alhamdulillah tercapai. Tentunya itu membuat aku dulu jumawa, dulu aku punya quote hidup
"Usaha tidak akan menghianati hasil, kalau kamu bekerja keras lebih dari orang lain kamu juga akan lebih sukses"
Kalau disuruh memilih sukses dulu apa bahagia dulu. Tentu aku akan menjawab "Sukses dulu dong baru bahagia". Sombong sekali kan! hahaha. Kemudian aku ditampar takdir hidup tinggal di tempat yang membuat saya sangat powerless, selain minim fasilitas, seperti listrik masih terbatas, air kotor, koneksi internet tidak begitu bagus, makanan juga variasinya terbatas, akses jalan masih sulit, aku juga tidak mengenal siapapun sebelumnya. Saat itu semangat mudaku masih sangat menggelora, aku punya beberapa side jobs dan aku sangat terpuruk ketika tidak bisa melakukannya di sana.
Aku sangat membenci tempat itu, seperti Yoon Se-Ri yang melakukan segala upaya untuk keluar dari sana, aku pun begitu. Aku akan melakukan apapun demi keluar dari tempat itu. Tetapi tanpa aku sadari aku merangkai memori pertemanan di sana. Pertemanan yang awalnya bukan pilihan tetapi hanya ada mereka. Karena setiap hari juga ketemunya lu lagi lu lagi akhirnya jadi sayang beneran. Dan aku pun mulai melakukan hal-hal yang dulu tidak pernah aku lakukan.
Aku bahkan sampai bisa berteriak atau bicara nge-gas, ini tentu saja dulu tidak pernah kulakukan. Aku tumbuh besar sebagai putri Jawa yang anteng penuh sopan satun. Entah ini bisa aku banggakan atau tidak, bahkan sekarang terkadang aku muak mendengar basa basi junjungan orang Jawa, haha.
Ini part yang membuatku selalu rindu, teman. Entah sejak kapan dan bagaimana caranya aku mulai lupa rutinitasku pergi ke Jakarta saat weekend. Aku mulai tidak mengeluh lagi dengan "tidak punya social life selain kantor", bahkan aku juga baik-baik saja ketika tidak sempat bertemu teman-teman lama ketika pulang. Aku tidak lagi iri melihat foto teman yang lain berkumpul/liburan bersama. Entah sejak kapan menikmati semuanya, sekedar tertawa dan bercengkerama bersama.
Kalau tidak pernah merasa powerless tentu aku tipe orang yang akan berteman seperlunya dan sibuk dengan diri sendiri.
Adegan menonton pertandingan olahraga di kedai fast food ayam goreng juga mengingatkan dulu aku pernah menonton pertandingan badminton di TV kantor, teriak-teriak super seru. Bukan hal yang mewah but that was fun, meskipun bukan aku banget, haha
3. You don't need a reason to be happy
Kalau versi Yoon Se-Ri, Money doesn't buy happiness. Flashback 7 tahun sebelumnya, ternyata Ri Jeong Hyeok dan Yoon Se-Ri pernah bertemu di Swiss, ketika Se-Ri ingin bunuh diri dan merasa sangat kesepian. Seorang anak konglomerat bisa jalan-jalan ke Swiss, negara yang sangat indah hanya untuk bunuh diri.
Nah kalau versi aku beda nih, You don't need a reason to be happy. Ketika orang ditanya why are you happy? kira-kira bisa menyebutkan reasonnya ga. Biasanya orang bisa bilang beberapa alasan seperti "saya bahagia karena saya sukses karirnya atau saya bahagia karena punya anak yang lucu". Jujur sekarang pun aku bisa membuat reason why I'm happy.
Tetapi ketika kilas balik ke Sintang, pencapaian terbesar aku tinggal di sana adalah I was happy without a reason. Saat itu kondisi aku jauh dari kata ideal kalau ditanya pun kenapa kamu bahagia, aku ga bisa menjawab, but overall, I was happy. Hati aku lapang, tidak lagi iri dengan pencapaian orang lain, mata aku berbinar dengan hal-hal sederhana, bisa makan ayam cfc saja bahagia dulu.
Kalau dibilang karir aku sukses, ga juga. Punya banyak uang, not really. Menikah dengan the man of my dream, haven't married yet, haha. Punya prestasi, tidak juga. Bahkan yang fatal, sumber kebahagian aku yaitu keluarga juga long distance, tidak bisa sering bertemu. Kalau pulang ke rumah, tepar dan cuma numpang tidur.
Sampai sekarang anytime I feel unhappy, aku selalu mengingat bahwa bukan ada yang salah dengan hidup kamu tetapi ada yang salah dengan hati kamu.
5. Perpisahan itu hal yang menyakitkan dalam hidup
Ada sebuah adegan, Yoon Se-Ri pulang dari kantor dan menjumpai apartemennya gelap, dia memanggil manggil Ri Jeong Hyeok tetapi tidak ada balasan. Menangis lah Yoon Se-Ri sejadi-jadinya karena mengira semua orang telah pergi. Tiba tiba geng Kapten Ri datang yang ternyata mereka hanya memberikan birthday surprise. Anak buah Ri Jeong Hyeok heran melihat Yoon Se-Ri menangis seperti itu, karena waktu mereka menemukan Se-Ri mendarat di Korea Utara, dia gagal naik kapal kembali ke Korea Selatan, bahkan mengalami kecelakaan baku tembak mereka tidak melihat Yoon Se-Ri menangis.
That is so true, langsung baper waktu nonton part di atas. Waktu akan pindah dari Sintang, itu pertama kalinya aku menangis di depan banyak orang. Sampai sekarang masih malu kalau ingat dan kenapa sih aku harus menangis di saat "Finally, hari yang aku impikan datang juga"
Ketika
Pada suatu malam, dini hari pintu kos aku hampir dibuka paksa dan digrebeg intel lebih dari 5 orang berbadan besar dan seram tanpa kuketahui alasannya. Aku tidak menangis di depan banyak orang
Ketika aku bertemu 3 ekor serigala di malam hari, aku juga tidak menangis
Ketika aku naik taksi gelap di tengah hutan, di mana hampir semua penumpangnya laki-laki dan berhenti lama di tempat yang gelap gulita, I didn't even cry
Tetapi kenapa di saat aku mengucapkan selamat tinggal, I was crying like a baby. Sebelum lelah menangis lalu tidur, aku menangis di bus malam yang aku naiki meninggalkan Sintang. Jalan yang dulu sangat kubenci kutangis, sungguh ironis.
6. Berbuat baik itu bukan suatu keharusan tetapi sebuah kebutuhan
Sebenarnya banyak plot yang manurutku lesson nya tentang berbuat baik, aku ceritakan salah satu saja ya. Salah satu karakter antagonis namanya Gu Seong Jun, ceritanya dia dendam dengan keluarga Yoon Se-Ri karena dulu katanya ayah Yoon Se-Ri lah yang merebut perusahaan keluarganya. Keluarganya berantakan, ayah ibunya bercerai dan dia tumbuh dengan masalah finansial. Si Gu Soeng Jun ini mau balas dendam dan malah bekerjasama dengan kakak laki-laki kedua Yoon Se-Ri untuk mencelakai Yoon Se-Ri. Singkat cerita mereka tidak sengaja bertemu di Korea Utara. Yoon Se-Ri kecelakaan, dia kabur karena mau dibunuh sama Kakak Yoon Se-Ri karena menggelapkan uang.
Awal kisahnya, kesel banget sama Gu Soeng Jun, tetapi waktu mendekati episode akhir, aku jadi suka scene yang ada si Gu Soe Jun ini. Kenapa? karena ternyata dia baik, jadi hati kecil dia itu seperti menolak untuk berbuat jahat. Bahkan dia menolong Yoon Se-Ri dan Ri Jeong Hyeok kabur. Yang paling bikin terharu waktu dia memutuskan melewatkan penerbangannya demi menyelamatkan tunangan Ri Jeong Hyeok yang bernama Seo Dan, padahal itu salah satu jalan untuk kabur dan tidak jadi dibunuh oleh suruhan Kakak Yoon Se-Ri.
Walaupun sad ending, tetapi tetap ada yang bisa dipetik waktu si Gu Soeng Jun meninggal, Dia bilang "Aku lega ternyata ada yang menangisiku saat meninggal",
Sebelumnya dia sempat bilang
"Aku seorang yatim piatu yang tidak akan ada yang menangis ketika aku meninggal"
Ending meninggalnya cukup mengharukan jika dibandingkan sama penjahat yang sampai akhir hidupnya tetap jahat, dalang kisah antagonis di dramanya Cho Cheol Gang.
Kadang kita semua dibesarkan dengan mindset "Kita harus berbuat baik kepada orang lain" tanpa betul-betul memaknai semua itu. Seperti agama aku mengajarkan seperti itu atau takut dosa. Itu semua tidak salah, tetapi pernahkah kalian sadar
"Bukan kita yang harus berbuat baik tetapi kita butuh berbuat baik"
Kenapa? karena ketika kita melakukan kebaikan terhadap orang lain kita memang belum tentu membutuhkan balasan dari orang tersebut. Tetapi one day, ketika kita dalam kesulitan, kita benar-benar membutuhkan bantuan orang lain entah kenapa aku selalu merasa itu jawaban dari Allah atas kebaikan yang pernah dilakukan. Seperti selalu ada jalan keluar di setiap kesulitan, tiba-tiba ada orang yang tidak dikenal tulus memberikan bantuan itu sangat melegakan.
7. Sometimes, the wrong train takes you to the right station
Ini quote Yoon Se-Ri ketika dia dan Ri Jeong Hyeok melakukan perjalanan ke Pyongyang dengan menggunakan kereta. Kemudian terjadi tragedi kereta rusak sehingga mereka harus menunggu perbaikan mesin kereta selama 16 jam. Adegan romatis bernuansa api unggun dan Yoon Se-Ri mengatakan kepada Ri Jeong Hyeok
Sometimes, the wrong train takes you to the right station. Kemanapun kereta itu membawamu semoga kamu bisa bahagia
Kadang dalam hidup banyak hal yang terjadi yang tidak sesuai keinginan kita. Kadang kita juga bertanya-tanya kenapa hal seperti ini bisa terjadi, kenapa kita bisa ada di sini, dsb. Tetapi ingatlah bahwa setiap hal yang terjadi dalam hidup entah baik atau buruk itu pasti ada hikmahnya. Kadang justru hal yang tidak menyenangkan itu merupakan jalan untuk menemukan kebahagian.
8. Hopes never dies
Life lesson terakhir juga dipersembakan dari adegan di episode terakhir di mana akhirnya Yoon Se-Ri dan Ri Jeong Hyeok lost contact, tetapi sebelumnya Ri Jeong Hyeok sudah mengatakan bahwa dia akan pergi ke Swiss untuk menjadi pianis. Demi bertemu Ri Jeong Hyeok setiap tahun Yoon Se-Ri pergi ke Swiss untuk charity, tentu tujuan utamanya adalah bertemu Ri Jeong Hyeok. Apakah mereka langsung bertemu, oo tentu tidak karena mereka sudah lost contact, kaya super random harus menemukan Ri Jeong Hyeok, tetapi ga tau dimana. Akhir ceritanya happy ending, diceritakan akhirnya mereka bertemu setelah bertahun-tahun. Yah namanya juga drakor, kalau tidak happy ending bisa ditimpukin yang nonton hahahaha
Walaupun scene ini sebenarnya sangat klise, tetapi bisa diambil life lesson nya bahwa kita tidak boleh berhenti berharap akan sesuatu hal semustahil apapun itu. Dalam hidup, Alhamdulillah banyak doa/keinginan aku yang terkabul. Tetapi ada satu doa yang sampai sekarang jika kuingat rasanya masih merinding. Seperti curhatanku di atas, aku selalu ingin keluar dari Sintang secepat mungkin, no matter what happens, keinginanku adalah pindah dari Sintang. Awal kehidupan di sana yang aku rasakan begitu berat, aku pernah cerita ke seseorang dan orang itu bilang
Kalau kamu punya masalah, kamu tidak perlu kok mencari jalan keluar dari masalah itu, yang perlu kamu lakukan cuma berdoa.Doa itu ada time limit nya cuma tergantung kamunya akan melakukan apa sampai doa itu terkabul, memilih untuk berbuat apa sampai doa itu terkabul, memilih tetap berdoa dan sabar atau bagaimana. Doa itu adalah usaha yang pertama harus kamu lakukan.
Karena aku juga tidak menemukan jalan keluar, doa meminta pindah selalu aku panjatkan disetiap waktu. Bahkan saat aku sudah mulai menikmati kehidupan di sana dan tidak terlalu berharap hal itu terjadi pun tetap kuulang-ulang. One day, kala itu magrib aku dapat telp dari Pak Bos
Kamu dapat tawaran pindah, pertimbangkan dulu ya baik-baik. Kalau saya balik ke kantor semoga kamu sudah dapat jawabannya.
Kala itu Pak Bos sedang di luar kota. Kejadian itu terjadi begitu saja tanpa ada firasat apa-apa, tanpa aku melakukan apapun. Terjadi di saat aku sudah sangat terbiasa dan sudah ikhlas tinggal di sana.
Anytime, I feel loosing hope aku selalu mengingat kejadian itu. Benar doa itu ada time limit untuk dikabulkan tinggal kamu sabar atau enggak, memutuskan berhenti berharap atau tidak. Doa itu langkah pertama yang perlu kamu lakukan dalam setiap masalah bukan langkah terakhir.
Drakor Crash Landing on You ini totally bikin susah move on, tentu saja alasan utamanya adalah Kapten Ri Jeong Hyeok yang super ganteng, huhu
Jadi, gimana adakah yang tergila-gila dengan Ri Jeong Hyeok setelah menonton Crash Landing on You? Lemme now!