Bismillah,
Sebenarnya aku tidak tau harus mulai dari mana, karena aku introvert, aku tidak terlalu nyaman menceritakan kehidupan pribadi. Itulah kenapa aku sering share tentang beauty atau workout atau hal random lainnya, karena menurutku itu bukan hal personal. Awalnya aku merasa tidak perlu mengklarifikasi hal ini, tapi beberapa kali ketemu teman lama, pertanyaan yang cukup sering ditanyakan,
Temen " Kamu masih buat video?"
Aku "Udah enggak sih"
Temen "Kenapa?"
Jawaban aku biasanya cuma "hehehe" atau "udah ga sempat" atau "sibuk banget aku sekarang wkwk"
atau ada juga yang memperkenalkan aku dengan,
Temen "Dia ini punya youtube channel lo, isinya tutorial makeup, youtube kamu apa namanya"
dan aku pun hanya tersenyum :)
Sebenarnya aku ga pernah masalah disebut beauty blogger/ whatever it is, ya memang iya dulu aku termasuk pengikut tren di era blog, sebelum era instagram dan tik tok. Awalnya memang dimulai dari blog ini, dan dilanjutkan dengan membuat video di youtube mengikuti tren.
Karena aku cukup sulit untuk bercerita langsung, dan akhir-akhir ini aku overthinking, jadi aku memutuskan untuk menulis ini. Aku ingin mengumumkan bahwa aku sudah take down semua video yang pernah aku post. Aku tau pasti beberapa akan menanyakan,
Kenapa? ga sayang?
Kalau dipikir dengan logika memang sayang banget, kalau yang pernah membuat video yang niat untuk diposting di youtube pasti tau bahwa effortnya sangat tinggi. Dari mulai memikirkan konsep, taking video, dan editing itu semua aku lakukan sendiri. Jadi meskipun aku sudah lama menghapus foto-foto di instagram, tetapi rasanya belum tega menghapus video-video itu. Sampai tibalah momen itu....
Masa pandemi lalu, saat varian beta sedang memuncak di pertengahan tahun 2021, mungkin banyak orang sudah melupakan kejadian mencekam lalu, tapi aku rasa banyak juga yang masih merasakan luka akibat pandemi lalu. Qodarullah, di tahun 2021 aku diberi kesempatan untuk merasakan kehilangan dua orang terdekat sekaligus. Jujur tahun 2021 dan 2022 itu tahun yang cukup berat untukku.
Jadi begini ya rasanya kehilangan, ternyata dulu aku ga tau apa-apa tentang rasanya kehilangan.
Tetapi selalu ada hikmah disetiap kejadian, tahun tersebut juga merupakan tahun dimana aku lebih banyak bersyukur tetang banyak hal yang dulu aku abaikan, termasuk rasa sedih ini merupakan hal yang aku syukuri. Terdengar klise ya, tapi bener, sejak kejadian tersebut rasanya semuanya berubah, dan aku menyadari bahwa ternyata bukan aku yang paling mengerti diri aku sendiri, tetapi Allah yang Maha Kuasa yang lebih tau apa yang aku butuhkan. Ambisi duniaku rasanya buyar, timbul pertanyaan apa yang seharusnya aku kejar jika esok kematian datang. Semua perubahan pola pikir itu terjadi setelah aku mengalami kehilangan, jadi aku sangat bersyukur perasaan sedih itu datang sekarang, toh juga pasti akan datang kan.
Momennya adalah, 2 minggu setelah Bapak Rahimahullah meninggal, Qodarullah aku terkena Covid-19, Kalau dibilang parah mungkin tidak, Alhamdulillah aku tidak ada penyakit comorbid, tetapi aku mengalami beberapa gejala seperti kehilangan indra penciuman, pusing, sakit perut, dll hingga hari ke-14.
Aku juga sudah tidak ingat tepatnya kapan, malam itu cukup berat, sampai aku berpikir mungkin aku akan menghadapi sakaratul maut. Rasanya begitu mengerikan hingga aku sangat ketakutan, sakit, ingin lari tetapi tidak bisa. Hingga Alhamdulillah aku terbangun keesokan paginya dengan kondisi yang masih sangat emosional, dan hal yang terpikir olehku adalah youtube channel aku. Bagaimana jika video-video itu tetap ada setelah hari kematianku, apakah aku akan mendapat dosa jariyah karena terus dilihat banyak orang. Hari itu juga aku memutuskan untuk take down semua video di youtube.
Setelah keadaan Alhamdulillah lebih stabil, aku banyak merenung, aku belum menghadapi sakaratul maut tetapi kenapa rasanya begitu mengerikan. Ternyata aku belum siap menghadapi kematian, sedangkan hal yang paling pasti adalah kematian itu sendiri.
Aku banyak memikirkan apa yang aku inginkan ketika berita yang tersebar di whatsapp bukan Bapak dari aku, tetapi namaku sendiri. Aku tidak menginginkan satu orangpun memposting fotoku pada hari itu, apalagi foto miring kanan, miring kiri bergincu tebal. Hal yang kuinginkan adalah doa yang tulus baik dari orang yang kukenal maupun tidak. Doa untuk dimudahkan perjalanan menuju alam setelah kematian yaitu alam barzah.
Mungkin dulu sebagai sebagai blogger, followers itu penting apalagi kalau kerjasama dengan brand, tetapi sekarang rasanya buat apa aku terkenal di dunia jika tidak ada yang menyebut namaku di atas sana.
Tentunya sebagai perempuan yang memang menyukai hal-hal tentang per-beauty-an, aku masih sering tidak bisa menahan untuk share tentang hal itu. Meskipun aku berharap apa yang aku share adalah hal-hal yang lebih bermanfaat. Don't get me wrong, kalian masih boleh dm/ngobrol tentang makeup, skincare, boleh minta dimakeupin tapi dengan syarat dan ketentuan berlaku. Karena ya gimana ya secara kodrat wanita memang suka dengan keindahan. Hanya aku memang berusaha membatasi untuk memposting foto di sosial media. Karena foto-foto itu akan stay forever dan aku takut akan dosa jariyah dari foto tersebut.
Siapapun yang membaca ini aku berharap bisa menghargai atas keputusanku dan bisa membantu menyampaikan kepada yang lain. Harapanku juga pada saat hari kematianku tidak ada yang memposting fotoku dimanapun, mengingat dulu sebagai blogger aku sangat loyal mempublish foto pribadi. Postingan ini dibuat hanya terkait personal saya pribadi, tidak ada maksud untuk menyindir dan menyinggung siapapun.
Selain klarifikasi aku ingin meminta maaf dengan tulus jika ada hal-hal yang pernah aku post baik di whatsapp, instagram, blog, dan facebook yang tanpa sengaja menyakiti hati salah satu diantara kalian dan apa yang aku share ternyata bukan mengajak dalam kebaikan.
Barakallahu Fiikum